CAST :
- Arini
- Sang Pemburu (Ed)
- Jimmy
- Cevil
Pagi hari di dahan pohon pemuda itu sudah bertengger diatas pohon sambil bernyanyi dengan gitarnya. Sekeras apapun ia menyanyi tidak ada yang peduli dan melihatnya. Kali ini ia di tugaskan untuk memburu jiwa yang belum ditakdirkan meninggal.
“Hmm…pukul 12.15”
^^^
“Arini” panggil Mom.
“Ada apa Mom?”
“Mom akan pergi jaga adikmu baik-baik ya” pintanya
“Berapa lama?” Arini mengalihkan pandangan.
“Mungkin satu minggu bersama ayah, kamu harus menjaganya kalau terjadi sesuatu telepon kami” tegasnya.
“Ok, tak masalah” ujar Arini dengan mudahnya.
“Dah, sayang” mengecup kening Arini, hendak menghindar tapi terlambat.
Arini memandangnya sekilas dan menghampiri Cevil adiknya. Orang tuanya segera bergegas menaiki mobil. Arini berdiri di pintu bersama Cevil dan melambaikan tangan padanya setelah mobil mulai melaju pelan-pelan.
“Cevil, selama ayah dan ibu tidak dirumah bisakah kita damai?” pinta Arini.
“Kalau saja kamu tidak marah-marah” gumamnya.
“Hmm..tidak masalah, yang penting jangan pernah keluar tanpa ijin, mengerti?” tegas Arini.
Cevil hanya mengangguk dan pergi ke kamar. Arini membuka pintu rumah serta mengenakan jaket untuk pergi keluar. Di luar embun sangat terasa karena semenjak kemarin hujan dan baru saja terang beberapa waktu yang lalu. Arini memasuki minimarket untuk membeli beberapa makanan fast-food, minuman, dan sayuran organic. Kali ini untuk satu minggu kedepan karena ibu dan ayahnya pergi sehingga Arini harus mengurus dirinya sendiri beserta Cevil. Selesai memilih Arini menuju meja kasir dan membayar belanjaannya. Setelah Arini keluar dari minimarket ia melihat kecelakaan beruntun di jalanan. Kejadian ini sungguh mengejutkan sehingga ia reflek menutup matanya. Arini paling ngeri dengan kecelakaan yang menyebabkan banyak darah. Rasanya mengerikan melihat itu, tapi saat ini kejadian itu benar-benar didepan mata dan Arini berada ditengah jalan itu. Mau tak mau ia harus membuka matanya. Pemandangan cukup mengerikan terlihat, Mobil yang berada 2 meter dari arah Arini berdiri, sudah hancur dan di dalamnya ada seorang perempuan yang cukup mengeluarkan banyak darah. Arini sangat kebingungan mendapati perempuan yang kecelakaan tadi berdiri sempurna tanpa luka sedikitpun. Ia tampak sedang bingung dan tiba-tiba menangis. Arini mengucek matanya dan berharap ini hanya bayangan, tetapi ia sadar bahwa perempuan itu ada 2, yang satu sedang terjepit di mobil itu dan kali ini yang dilihatnya perempuan itu sedang menangis dan berusaha berbicara pada orang-orang yang mengelilinginya, tapi tidak ada yang peduli dengannya saat perempuan itu berteriak dan menangis. Lalu pemandangan mengejutkan terjadi. Perempuan itu dapat menembus mobil yang rongsok itu. Arini bingung, ada apa dengan dirinya.
“Kenapa ada 2 orang yang sama dalam satu tempat? Dan dia transparan, mungkinkah dia roh perempuan itu? Tidak! Tidak, kenapa aku bisa melihatnya?” batinnya. Arini sangat terkejut dan tidak menyadari perempuan itu telah melihatnya saat Arini memerhatikan dirinya. Sedetik kemudian perempuan itu tersenyum senang pada Arini. Arini sedikit terbelalak dan segera menghindar dari pandangannya. Perempuan itu tampak berusaha mengejar Arini.
“Tunggu…Kamu bisa melihatku? Atau merasakan kehadiranku?” tanyanya seraya berlari mengejar Arini. Arini pura-pura tidak mendengar dan terus berlari. Namun Arini merasa perempuan itu berhenti tiba-tiba saat hendak mengejarnya lalu terdengar suara seorang pemuda berbicara pada perempuan itu. Karena penasaran Arini berhenti dan bersembunyi di balik bangunan tua yang kosong.
“Stop…Kamu mau kemana?” Tanya seorang pemuda berusaha menghentikan si perempuan itu. Sosok bayangan seorang laki-laki berbicara pada perempuan tersebut. Laki-laki itu mempunyai postur tubuh yang kecil, tinggi, dan wajah yang tampan, tenang namun dibalik ketenangannya tersirat kebengisan diwajahnya. Suaranya sangat halus tapi menyeramkan.
“A aku…siapa kamu?” balasnya dengan penuh ketakutan, mungkin karena wajahnya yang terlihat kejam.
“Aku pemburu jiwa” geramnya.
Perempuan itu tegang, rasanya ingin berlari. Namun wajahnya memikat perempuan itu untuk berdiri lebih lama. Matanya yang sangat coklat dan bening menatap perempuan itu penuh keindahan. Melihat itu Arini merasa kasihan tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa karena ia tidak ingin pemuda itu melihatnya. Pemuda itu tertawa dan berjalan menuju gedung bertingkat yang kosong. Arini penasaran dan tanpa sadar ia mengikutinya sampai tingkat teratas dari gedung. Perempuan itu tiba-tiba menghilang dengan gerakan sangat cepat, sampai mata Arini kabur tak bisa menangkap kejadian itu. Sedikit Arini memergoki bahwa pemuda itu membawa perempuan itu pergi dengan tangan namun sangat cepat sehingga tampak sulit dipercaya. Arini sadar bahwa dirinya sudah mengikutinya sejauh ini. Ia tidak ingin mengambil resiko dan segera pulang teringat Cevil masih dirumah.
^^^
“Haha…begitu mudah mengambil jiwa yang belum ditakdirkan waktunya, tapi aku butuh beberapa orang lagi” batin sang pemburu. Dan kali ini sasarannya sudah terlihat.
“Ini dia”
NB : Ceritanya aneh ya? Mohon kesediaannya mengomentari cerita diatas untuk kelanjutan ceritanya dan mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang pas.
Komment Ya buat kelanjutan cerita ini....
bagus...:))
BalasHapus